Friday, October 28, 2011

Terapi Alami Alergi Sperma Agar Hamil


Terapi alami alergi anti sperma agar hamil . Alergi sperma didefinisikan sebagai seseorang (wanita) yang memiliki reaksi alergi terhadap protein baik yang berasal dari diri mereka sendiri maupun dari semen (mani) pasangan.
Tanda-tanda alergi sperma termasuk kulit menjadi kemerahan, terbakar, dan/atau pembengkakan di daerah yang terkena kontak dengan air mani.

Wanita dengan alergi sperma juga bisa mengalami ketidaknyamanan pada daerah kelamin luar.

Alergi sperma sulit untuk didiagnosis. Seorang wanita yang mengalami alergi sperma mungkin mencurigai hal itu sebagai infeksi jamur atau infeksi bakteri karena memiliki gejala yang sangat mirip.

Androlog, dr Nugroho Setiawan, MS, SpAnd di bagian Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati menjelaskan alergi sperma bisa diatasi dengan mengikuti program terapi kondom, yakni suami harus menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim.

Di awal pemakaian, mungkin sebagian pasangan merasakan ketidaknyamanan, karena tidak terbiasa. Jadi mereka perlu menyesuaikan diri, apalagi tindakan ini dilakukan dalam waktu cukup lama, sekitar 6-8 bulan. 

Tujuan terapi ini supaya sperma tidak masuk ke dalam tubuh istri. Dengan begitu, diharapkan kadar antibodi istri akan menurun secara perlahan, sehingga di 6-8 bulan mendatang tak efektif dalam menghalau sperma yang masuk.

Disiplin
Setiap pasangan harus disiplin ketika menjalani terapi ini. Suami dan istri harus saling mengingatkan untuk menggunakan kondom sebelum melakukan hubungan intim. Jika tidak mau atau lupa memakainya, kemudian terjadi paparan sperma pada tubuh istri, maka kadar antibodi antisperma dalam tubuh istri bisa menguat kembali.

Pakai dengan benar
Pemasangan kondom juga harus tepat, yakni menutup semua bagian penis, memiliki kualitas kondom yang baik, juga sesaat setelah ejakulasi terjadi. Jangan biarkan penis terlalu lama di dalam vagina, karena bisa saja sperma tumpah dan masuk ke dalam vagina maupun rahim.

Di bawah 35 tahun
Terapi ini biasanya dianjurkan pada suami yang pasangannya (istri) berusia di bawah 35 tahun. Alasannya, di atas 35 tahun tingkat kesuburan perempuan umumnya berkurang, sehingga bisa menganggu efektivitas terapi. 

Melepas kondom
Setelah 6-8 bulan menjalani terapi, titer antibodi dalam darah istri akan diperiksa kembali di laboratorium. Jika dinilai sudah menurun, biasanya penggunaan kondom bisa dilepas dan diharapkan sperma berhasil membuahi sel telur. 

Gaya hidup sehat
Dalam masa terapi, suami dan istri harus menjaga aktivitas, juga menjaga pola makan agar tetap sehat dan seimbang supaya kebugaran terjaga dan kehamilan bisa segera didapat. Meski terapi ini dilakukan, namun aktivitas suami dan istri tidak sehat, kehamilan sangat mungkin tidak dapat dicapai.

Hubungan intim tiap 2-3 hari
Supaya kehamilan bisa didapat cepat, di saat kadar antibodi terhadap sperma istri rendah, maka lakukan hubungan intim secara teratur setiap dua atau tiga hari.

Jika kehamilan lambat dicapai, kemungkinan tak hamil bisa saja terjadi karena antibodi antisperma istri sudah meningkat. Sementara jika pasangan berhasil hamil, dan memiliki anak, serta ingin menambah anak lagi, terapi kondom ini harus dijalankan kembali. Karena biasanya, sistem antibodi antisperma istri sudah menguat kembali

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...